Kamis, 13 Februari 2014

Perkenalkan Gunungku Sinabung ~ Gunung Sinabung

Mari kita berkenalan dengan salah satu gunung aktif di Indonesia. Gunung Sinabung namanya, ia mempunyai ketinggian 2.460 m di atas permukaan laut. Gunung ini meraih 'Penghargaan' sebagai gunung tertinggi di provinsinya. Gunung ini beralamatkan di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara. Gunung Sinabung ini berdampingan dengan Gunung Sibayak yang sama - sama gunung berapi aktif. Sssttttttt, sebenarnya gunung ini tidur sejak tahun 1600an loh!. Dalam 4 tahun belakang, gunung ini telah meletus beberapa kali. Berikut letusan - letusan dari Gunung Sinabung.       
 
Tahun 2010  

  • Bulan Agustus

Di tahun ini adalah tahun pertama Gunung Sinabung aktif lagi setelah tidur lama kurang lebih 400 tahun. Tepatnya pada tanggal 27 Agustus 2010, ia mulai mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Dan pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 ia mengeluarkan lava pijar. Status gunung ini pun dinaikan menjadi "Awas". Akibatnya dua belas ribu warga diharuskan untuk mengungsi ke 8 buah posko. Abu dari letusan gunung tersebut meluncur dari arah barat daya menuju timur laut. Abu tersebut berhasil menyelimuti sebagian Kota Medan. Bandar Udara Polonia yang berada di Kota Medan tidak mengalami gangguan perjalanan udara. Selain itu, bencana ini mengakibatkan satu orang tewas akibat gangguan pernafasan.  
   
  • Bulan September 

Sebenarnya, letusan di bulan ini adalah letusan lanjutan dari bulan lalu. Letusan di bulan ini terjadi pada tanggal 3 September, terjadi 2 kali letusan. Letusan yang pertama terjadi pada pukul 04.45 WIB dan menyemburkan debu vulkanis setinggi 3 kilometer. Sementara, letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan kedua ini bersamaan dengan gempa bimi vulkanis yang terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung. 

Selain tanggal 3 September, terjadi letusan kembali pada tanggal 7 September. Letusan kali ini merupakan letusan terbesar selama gunung ini berubah status menjadi "Awas" pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara dari letusan gunung ini terdengar hingga jarak 8 kilometer dan menyemburkan debu vulkanis hingga ketinggian 5000 meter.

Tahun 2013

Pada tahun ini Sinabung kembali 'bangun'. Letusan pertama terjadi pada tanggal 15 September 2013. Hingga tanggal 18 September telah terjadi 4 kali letusan. Dua letusan pertama tejadi pada 15 September dini hari dan sore hari. Dua letusan lainnya terjadi pada tanggal 17 September siang dan sore hari. Letusan ini menyemburkan  awan panas dan abu vulkanik. Letusan ini terjadi tiba-tiba karena tidak ada tanda-tanda akan peningkatan aktivitas dan juga mengakibatkan tidak adanya peringatan dini. Tak ada korban jiwa namun ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang aman.
Akhirnya, status gunung ini dinaikan ke level 3 atau "Siaga". Dan pada tanggal 29 September status gunung ini kembali di turunkan menjadi level 2 atau "Waspada" namun, aktivitas gunung ini tidak berhenti dan kondisinya masih fluktuatif. Meningkatnya jumlah letusan yang disertai awan panas mengakibatkan status gunung ini kembali dinaikan menjadi level 3 pada 3 November pukul 03.00 WIB. Radius jarak aman pun ditingkatkan menjadi 5 km. 

Semenjak itu letusan-letusan terus terjadi bahkan, awan panas yang disemburkan oleh gunung tersebut dapat meluncur sejauh 1,5 KM. Pada tanggal 20 November telah terjadi 4 kali letusan sejak dini hari. Setelah itu 4 kali erupsi kembali terjadi pada 23 November semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya 5 kali sebanyak 5 kali. Akhirnya terbentuklah kolom abu setinggi 8000 meter di atas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, kota medan yang berjarak 80 kilometer dari gunung ini terkena hujan abu vulkanik. Pada tanggal 24 November pukul 10.00 WIB status gunung ini dinaikkan menjadi level 4 "Awas". Akibatnya, penduduk dari 21 desa dan 2 dusun harus diungsikan.


Tahun 2014

Letusan di tahun ini adalan letusan lanjutan dari tahun lalu. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014. Dan pada tanggal 4 Januari, rentetan kegempaan, letusan dan luncuran awan panas yang terus terjadi sampai hari berikutnya. Dengan hal ini, pengungsi di posko-posko bertambah banyak, bahkan menembus 20000 pengungsi. Setelah kondisi ini bertahan terus, pada akhir januari gunung ini menjadi lebih stabil dan rencananya warga pengungsi yang berada di radius aman ( di luar 5 KM dari gunung ) akan dipulangkan. Namun, sehari kemudian 14  orang ditemukan tewas dan 3 lainnya luka - luka terkena luncuran awas panas di Desa Suka Meriah yang berada dalam zona bahaya 1. Karena itulah, warga yang seharusnya sudah bisa pulang, menolak untuk dipulangkan. Dan akhirnya, 3 orang yang dirawat meninggal dunia. Korban yang meninggal dunia pun bertambah hingga 17 orang. Letusan kembali terjadi pada 12 Februari.


Mengapa letusan gunung sinabung bisa berlangsung lama ?

Kalian nyadar gak kalau letusan gunung ini berlangsung lebih lama dibandingkan letusan-letusan gunung lainnya ?. Berikut penjelasannya.
Kepala Bidang Mitigasi Bencana, Gempa Bumi, dan Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gede Suantika, mengatakan, erupsi terus terjadi disebabkan material lava pijar di bawah gunung terus terdorong ke atas. Jumlah material lava pijar sangat banyak. Banyaknya material di bawah gunung ditandai dengan masih seringnya terjadi gempa hybrid. Dalam sehari, rata-rata terjadi 120 kali gempa hybrid. 

Sementara secara umum, PVMBG mencatat erupsi yang menghasilkan abu terjadi sepanjang September hingga Desember 2013. Pada Oktober, letusan abu beberapa kali terjadi disertai awan panas dengan jumlah sedikit. Pada Januari 2014, letusan tidak hanya mengeluarkan abu, namun disertai pertumbuhan kubah lava dan guguran lava pijar disertai awan panas guguran. 

Keluarnya awan panas guguran sering diikuti gemuruh yang terdengar hingga 8,5 hingga 10 kilometer ke arah tenggara. Gempa vulkanik dalam masih muncul dengan jumlah konstan, rata-rata 20 kali sehari. Sedangkan gempa guguran rata-rata dalam sehari terjadi 200 kali.

PVMBG masih merekomendasikan radius aman lima kilometer dari puncak gunung. Khusus di sebelah tenggara, kawasan steril yang direkomendasikan adalah tujuh kilometer. 


Pengungsi Diperbolehkan Pulang

Sudah terdapat bacaan di atas yang menerangkan bahwa warga yang tidak berada di luar zona merah diperbolehkan pulang. Mau tau artikel lengkapnya ?. Ini dia.

Para pengungsi dari 16 desa di sekitar wilayah erupsi Gunung Sinabung boleh dipulangkan seiring dengan penurunan status yang diperkirakan pada akhir Februari--Maret 2014, berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan 16 desa itu, di antaranya Desa Cimbang, Desa Ujung Payung, Desa Payung, Desa Rimo Kayu, Desa Batu Karang, Desa Jeraya, Desa Pintu Besi, Desa Pancur, Desa Naman, Desa Kuta Mbelin, Desa Gung Pinto, Desa Sukandebi, Desa Tiganderket, Desa Kuta Mbatu dan Desa Tanjung Merawa. 

Sementara itu, desa yang masih dalam "zona merah" artinya pengungsinya belum boleh dipulangkan masih terdapat 16 desa dan 2 dusun, di antaranya Desa Sukameriah, Desa Guru Kinayan, Desa Selandi, Desa Berastepu, Dusun Sibintun, Desa Gamber, Desa Kuta Tengah, Dusun Lau Kawar, Desa Bekerah, Desa Simacem, Desa Kutarayat, Desa Sigaranggarang, Desa Kuta Tonggal, Desa Sukanalu, Desa Kuta Gunung, Desa Marinding, Desa Temberun dan Desa Perbaji. 

Dia mengatakan pemulangan pengungsi dari desa tersebut dibagi menjadi tiga tahap, yakni tahap I untuk pengungsi di radius lebih dari lima kilometer, tahap II untuk pengungsi di radius 3-5 kilometer dan tahap III relokasi lima desa, yakni Desa Simacem, Bekerah, Sigaranggarang, Sukameriah dan Sukanalu. 

Sutopo menyebutkan pemulangan tahap I sebanyak 13.828 jiwa atau 4.639 kepala keluarga (KK), tahap II 15.982 jiwa atau 4.645 KK dan tahap III 1.109 KK.

Dia menambahkan pada tahap I, pengungsi mendapat bantuan padat karya atau "cash for work" senilai Rp50.000 per hari selama dua bulan, jatah hidup (jadup) Rp6.000 per orang dan 400 gram beras per orang per hari dari Kementerian Sosial dan alat kebersihan dari BNPB.

Sutopo menjelaskan bantuan padat karya itu dengan melakukan aktivitas memberisihkan dan memperbaiki rumah, taman, kebun, jalan dan sebagainya sesuai dengan aspirasi pengungsi.

Dia menambahkan pembersihan jalan, perbaikan listrik, air bersih lainnya dilakukan pemerintah, TNI-Polri dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Setempat (SKPD).  




~ Sekian artikel dari saya, mohon maaf kalau ada kesalahan. ~













Sumber :